MANURUNGNEWS – MAMUJU – Terkait dugaan penyebaran hoax yang diduga menyeret nama anggota DPRD Kabupaten Mamuju, kini terus bergulir.
Sebelumnya, salah satu warga Desa Kabuloang, Ahmadi Salim telah melaporkan hal ini ke Polda Sulbar, pada Minggu (12/4), terkait dugaan informasi hoax bahwa kuluarganya terinfeksi virus Corona.
Merespon hal ini, Hj. Ramliati yang diduga telah melakukan penyebaran informasi hoax saat dikonfirmasi oleh Ilham (Arlisakadepolicnews.com)via telepon, Minggu malam (14/2)mengatakan, sebenarnya pak Ahmadi juga harus mengklarifikasi berita – berita di masyaraka terkait kebenarannya, karena biasanya kalau di masyarakat itu berita sudah simpang siur.
Ramliati mengaku,saya ini menelpon ke pak Binmas Desa Kabuloang, karena waktu saya membaca berita media online melalui Facebook, bahwa Mamuju Tengah sudah zona merah, makanya saya telpon Binmas, karena saya tau bahwa keluarga besar dari Ahmadi ini ada di Mamuju Tengah.
Saya menelpon ke Binmas Kabuloang dan menyampaikan bahwa ini ada berita, meski saya tidak tau apakah yang meninggal ini ada hubungan keluarga dengan pak Ahmadi atau dengan mertuanya, yang jelas informasi ini saya tidak jamin kebenarannya, tetapi setiap informasi kalau menyangkut Corona kita tidak bisa sepelekan, karena jangan sampai kita sepelekan dan ternyata memang betul dampaknya luar biasa,” terang Ramliati.
Selain itu Anggota DPRD Kabupaten Mamuju ini mengaku bahwa dia meminta kepada Binmas Desa Kabuloang untuk mengkoordinasikan kepada Kepala Desa agar dikroscek kebenarannya, apakah ada keluarga dari pak Ahmadi turun melayat, karena saya dengar bahwa keluarga dari yang meninggal ini katanya juga sudah positif, dan saya titik beratkan kepada Binmas bahwa saya tidak jamin kebenarannya.
Menanggapi persoalan bahwa informasi awal yang diterima Ahmadi itu melalui sepupunya, Ramliati mengaku tidak pernah melakukan komunikasi via telepon dengan keluarga Ahmadi Salim.
” Saya tidak pernah telepon dengan keluarga pak Ahmadi, dan termasuk saya tidak pernah berhubungan dengan staf kelurahan siapapun, cuman Binmas Desa Kabuloang,” kata Ramliati.
Dari komunikasi yang dibangun dengan Binmas Desa Kabuloang pada saat itu, Ramliati meminta untuk menindak lanjuti sesuai dengan protap yang ada pada Binmas, sehingga Binmas ini mencoba membangun komunikasi via telepon dengan Kapolsek Budong – Budong dan Kepala Desa Kabuloang, namun pada saat itu tidak di angkat, sehingga ia menelpon sekertaris Desa Kabuloang untuk di kroscek apakah memang ada keluarga pak Ahmadi melayat, atau apakah ada keluarga pak Ahmadi dari Mateng.
Secara tegas Ramliati menjelaskan bahwa apa yang ia lakukan hanya sebatas mengkroscek.
“Jadi ini hanya sebatas kroscek, karena saya juga tidak bisa mendiamkan ini persoalan jika ada masyarakat mengadu, apalagi ini dalam pencegahan Corona semua tanpa embel – embel apapun itu wajib ikut terlibat didalam pencegahan penyembarannya,” terangnya.
Ramliati menambahkan bahwa dengan mengkroscek berita, bukan berarti kita langsung menuduh, dan pada saat Ahmadi menelpon, saya sampaikan bahwa saya juga tidak sebodoh itu, sedangkan berkomentar di media sosial seperti Facebook mengenai Corona, saya selalu bilang waspada, jangan panik kita harus dengar anjuran pemerintah.
“Saya juga tidak akan langsung mau ngomong kebawah yang meresahkan orang, tetapi saya melalui jalur Binmas,” imbuhnya.
Lanjut Ramliati, pada malam itu, Ahmadi mempersoalkan kenapa saya tidak ke tim Gugus penanganan covid – 19,sehingga saya bilang, kalau saya ke tim Gugus akan lebih salah, berarti saya curiai anda, ada indikasi kalau anda memang Corona.
Secara struktural jalur ke Binmas dan Kepala Desa sebenarnya kan juga terlibat langsung dalam penanganan covid -19, dan lebih salah lagi kalau masyarkat yang saya mau suruh ke rumahnya,” sambungnya.
Jadi tujuan saya pada saat itu hanya mengkroscek kebenarannya, jika betul maka sebaiknya kepala Desa segera tindak lanjuti, kalau tidak, alhamdulillah,itu harapan kita semua.” kunci Ramliati, Minggu (12/4).
Syam.