Mamuju, Manurungnews – Ketua KPU Mamuju, Hamdan Dangkang menekankan untuk tidak menjual suara pada pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pikada) 9 Desember 2020 mendatang. Hal ini disampaikan saat Hamdan menjadi salah satu pembicara dalam sarasehan dialog agama dan ormas yang diinisasi Badan Kesbangpol provinsi Sulawesi Barat di salah satu hotel di Mamuju, Beberapa waktu yang lalu.
Menurut Hamdan, satu hal yang penting adalah betapa satu suara di Pilkada itu amat sangat menentukan nasib suatu daerah untuk lima tahun selanjutnya. Berangkat dari hal tersebut, Hamdan meminta kepada siapapun pemilik hak suara agar tidak menerima tawaran apapun demi yang bisa merusak kemerdekaan sesorang dalam menentukan pilihannya.
“Jangan jual suara anda. one vote, one value. Satu suara, satu nilai. Kalau anda menjual suara anda dengan misalnya uang senilai Rp 100 Ribu, maka nilai anda hanya dihargai dengan nominal uang sebanyak itu. Kami berharap, pesan ini bisa disampaikan oleh para tokoh agama, ormas dan LSM kepada seluruh lapisan masyarakat,” Tegas Hamdan.
Hamdan Dangkang dalam pemaparannya menjelaskan, KPU di setiap momentum politik punya satu tanggung jawab penting yaitu memberi pendidikan pada pemilih. Hal ini merupakan salah satu tugas utama yang diemban KPU.
“Pendidikan pemilih adalah proses penyampaian informasi kepada pemilih untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran pemilih tentang pemilihan,” terang Ketua KPU Mamuju itu.
Sejumlah perwakilan tokoh lintas agama, ormas dan LSM turut hadir pada kegiatan tersebut. Hadir pula Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Muh Natsir. Ia menjelaskan, agenda Pilkada merupakan satu-satunya perpecahan yang dilegalkan oleh Negara. Di sana ada perbedaan pilihan politik, perbedaan pandangan, atau beberapa perbedaan lain di tengah masyarakat yang keberadaannya dilindungi oleh aturan.
“Kondisi seperti itu, peran tokoh agama, Ormas sangatlah vital. Mereka punya banyak pengikut, banyak pendukung. Dan watak mereka sangat tergantung pada arahan dari para tokoh agama atau Ormas itu. Kalau Pilkada tidak sukses, yang korban itu adalah rakyat. Pun pemerintah juga seperti itu. Karena akan berimplikasi pada anggaran,” urai Muh Natsir saat membuka kegiatan tersebut.
Masih Muh Natsir, peran tokoh agama, tokoh masyarakat dan Ormas amat sangat vital menurutnya. Utamanya di tengah eskalasi politik yang kian memanas jelang pelaksanaan Pilkada tanggal 9 Desember 2020.
“Agar memberi pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat. Agar kita dalam menghadapi Pilkada ini kita tenang saja. Momentum ini bukan hal yang pertama kali kita lakukan. Sudah sering kita lakukan. Tidak usah terpancing dengan provokasi, jangan terlena dengan rayuan apapun,” tutup Muh Natsir.
Sumber : kpu-mamuju.go.id