MANURUNGNEWS – MAMUJU – Angin segar bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Di Kabupaten Mamuju yang berbasis kelapa sawit dan turunannya.
Betapa tidak, pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Mamuju berpotensi go internasional, hal ini lantaran adanya upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) yang siap melakukan pembinaan terhadap para petani sawit dan pelaku usaha kecil menengah pengolah bahan sawit dan turunannya.
Permata Wulandari, Ph.D, Manajer Riset UKM Center FEB Universitas Indonesia (UI) sebagai Konsultan, saat ditemui di Grand Maleo Hotel Selasa, (10/2) menjelaskan ada tiga daerah diluar Sumatera yang memiliki potensi pengembangan tanaman sawit yang telah dijadikan lokus dan akan dibina untuk pengembangannya oleh BPDP KS, yakni Kabupaten Pangkalanbun (Kalteng) dan Kabupaten Ketapang (Kalbar) serta Kabupaten Mamuju (Sulbar).
Selain itu pihaknya mengaku telah melakukan survey pihaknya telah di dua titik terkhusus di Kabupaten Mamuju yakni Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Tommo.
Dosen Fakultas Ekonomi UI ini mengaku dari hasil survey yang dilakukan, sangat diluar dugaan.
“Target kita cuman 200 data petani dan pelaku UMKM turunan sawit, ternyata sampai mencapai 600,” ujar Permata Wulandari.
Lebih jauh Wulandari menjelaskan bahwa dari data ini akan dirampungkan untuk selanjutnya dilakukan pembinaan dengan membuka Bootcamp pelatihan pada bulan April mendatang bagi mereka agar pengelolaan tanaman sawit tidak semata pada aspek pertanian dan perkebunannya, namun dapat dikembangkan menjadi Usaha lain dari produk turunan dari hasil tanaman sawit.
Ada beberapa produk yang dicontohkan yang paling menarik terdapat beberapa usaha kecil menengah yang telah berhasil mengolah produk turunan dari tanaman sawit seperti pembuatan Sabun, ataupun juga ada yang mengolah limbah pohon sawit menjadi kerajinan Sapu.
Hal ini bisa dilakukan petani disela masa bercocok tanam agar tetap dapat melakukan kegiatan ekonomi,” imbuhnya.
Dari sekian banyak petani dan UKM yang nantinya akan dibina secara khusus di tiga daerah tersebut, selanjutnya nanti akan diseleksi menjadi 30 besar untuk di ikutkan ke Norwegia dalam rangka mengikuti pameran Internasional,” ungkap Wulandari.
Meski demikian, Permata Wulandari mengaku bahwa tujuan pembinaan dan pengembangan UKM berbasis tanaman sawit ini, bukan semata untuk menargetkan keikutsertaan pada Pameran di Oslo Norwegia, tetapi bagaimana merangsang pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan masyarakat melalui pengembangan UKM dan perkebunan tanaman sawit.
” Kita bersyukur, ada banyak masyarakat petani yang tadi kita survey justru tidak terlalu menghiraukan soal pamerannya di luar negeri, yang penting katanya mereka dapat pembinaan” tandasnya.
Saat ditanya tentang UKM berbasis Sawit di Mamuju yang paling menarik dan memiliki potensi, ia mengaku cukup tertarik dengan UKM pembuatan Sabun berbahan turunan sawit, pasalnya produk tersebut masih belum banyak dikembangkan di daerah lain.
Ditempat sama Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Mamuju Nursiah, yang telah mendampingi Tim Survey tersebut mengatakan, pihaknya akan segera memfasilitasi UKM tersebut dalam penyiapan dokumen yang diperlukan termasuk izin dari badan POM agar tidak menjadi penghalang dapat bersaing ditingkat nasional.
Ini PR bagi saya,dan akan segera kami fasilitasi.” kunci Nursiah, Selasa (10/2).
Syam.